Thursday, April 28, 2016

Some Things You Should Not Say to Your Childless Friend/Relative/Family

A few days ago I saw a friend on Facebook share an article titled “Five Things You Should Not Say to A Caesarean Woman”. I consider it very insightful. I try to remember them so I don't accidentally offend someone in the future.

Today I decide to write “Some Things You Should Not Say to Your Childless Friend/Relative/Family”. (Mainly) to let off some steam..and also to share some insights..

1. When you’re having a conversation with your childless friend about vacation, or Saturday night out, or even just about being romantic to your husband/wife, please refrain from saying “Yeah..that’s possible/doable when you don’t have any kids” (Indonesian version : “Iyalah, kalau belum punya anak sih mungkin-mungkin aja ya melakukan hal itu.”), or “Well..me and my husband/wife used to do /be like that before we have any kids.” (Indonesian version : “Dulu sih gw sama suami/istri juga gitu sebelum punya anak, tapi sejak punya anak ya ga begitu lagi.”. To you, maybe you’re merely revealing “the facts” on the difference of having kids and not. But please take some time to contemplate what it feels like for your childless friend (who may have been trying to have one) to hear comments like that. It’s like every time she/he is constantly being reminded that she/he “does not have children”.

2. Don’t just come out of nowhere and say “Why don’t you just go to the doctor and ask him/her to treat you?” (Indonesian version : Program aja ke dokter…minum obat penyubur…). You don’t know what your childless friend has been through. Maybe she/he has visited countless doctor (who suck), gone thru numerous treatments (that failed), spent millions and millions of rupiah. Maybe. So please, try to rephrase your suggestions so as not to imply that you think she/he is stupid enough that she/he has not been doing anything at all all this time and that you need to tell her/him that she/he ought to start to do “something”. Of course you can still say “I hear that dr.AAA in hospital BBB is very good, have you heard about him?”. That's as harmless as you can go.

3. As much as you think that you are a saint, who always pray correctly and hard enough, hence all your life you’ve been “lucky” enough to have all your prayers answered instantly exactly the way you wanted them to be answered, don’t say “Maybe you don’t pray hard enough.” or “Maybe you haven’t asked to God.”. (Indonesian version : Kamu belum minta kali..kan Tuhan bilang siapa yang mengetuk pintu akan dibukakan, kamu belum mengetuk kali..). Who made you God Almighty who sees everything and knows everything? You have no right to judge whether I’m worthy or not to have my prayers answered. God has His own plan for my life (and yours too), so let’s not judge each other, shall we?

4. Don’t say “No wonder you can’t have any kids.” (Indonesia version : Pantesan aja lo susah punya anak.). Maybe you meant it as a joke. But come on..think about it again..is it really supposed to be funny? And if you didn’t mean it to be a joke, how heartless and ignorant can a person be? I don’t think I need to say more on this one. Fiuhhh, recalling just those 4 kinds of comments (the no.1 - 3 have been said to me by real people, by the way) is already quite exhausting. Maybe I’ll come out with some more after this.

Rencana ke Penang

Setelah banyak browsing dan tanya sana sini, saya dan suami memutuskan untuk pergi ke Penang. Awalnya, tujuan utama kami adalah konsultasi dengan dr. Devindran di RS Loh Guan Lye. Namun setelah dipikir-pikir, kenapa nggak sekalian ketemu dr. Ng juga di RS Lam Wah Ee. Jadi lah saya buat appointment dengan keduanya di hari Senin, 9 Mei 2015. Teman saya yang pasien dr. Ng menyarankan supaya dipisah jadi 2 hari aja, supaya nggak terburu2. Tapi saya pikir coba dulu deh..siapatau bisa beres dalam sehari. Kalaupun tidak sempat, saya akan prioritaskan dr. Ng terlebih dulu karena pasien baru hanya bisa konsultasi di hari Senin, Rabu, dan Kamis; sementara ke dr. Devindran masih bisa Selasa.

Step yang saya lakukan untuk masing-masing dokter tersebut :
1. dr. Devindran
- Saya kirim email ke alamat email pribadi beliau (mdevindran@gmail.com), saya dapat alamat email ini dari teman yang sudah pernah konsultasi dengan beliau. Saya tunggu 1 hari belum ada balasan dari beliau.
- Saya email kembali ke alamat email yg tercantum di website RS Loh Guan Lye (grace@lohguanlye.com, lbmhns@gmail.com). Saya terima balasan dari Grace (Embryologist), ia menginformasikan jadwal praktek dr. Devindran dan juga jadwal cuti beliau. Saya disarankan datang setelah haid selesai.
- Setelah diskusi tanggal yang pas dengan suami, saya menghubungi contact person RS Loh Guan Lye bernama Miss Linda untuk dibuatkan appointment. Saya dapat contact numbernya dari teman saya yang sering berobat ke RS Loh Guan Lye. Responnya cepat sekali dan ramah, yang dibutuhkan hanya foto paspor saya dan suami serta alamat lengkap di Jakarta. Nanti ketika sampai di sana, kami tinggal serahkan paspor ke counter pendaftaran untuk dicocokkan datanya.

2. dr. Ng
- Saya kirim email ke Nurse Low (lowbk@hlwe.com), dibalas tidak sampai lewat 1 hari. Nurse Low menginformasikan jadwal dr. Ng. Di RS Lam Wah Ee, pendaftaran tidak bisa dilakukan via email. Jadi konfirmasi via email hanya dibutuhkan untuk mengetahui apakah pada tanggal yang kita rencanakan dokter sedang cuti atau tidak. Sedangkan untuk pendaftaran, tetap harus dilakukan langsung di sana.

Tiket berangkat sudah dibeli. Tinggal booking penginapan, rencananya akan booking apartemen Ko Eric di Mewah Court; dan beli tiket pulang.

Wish us luck! :)

Tuesday, April 19, 2016

Hosh..hosh..hoshh...

Hari ini jadwal cek darah karena nanti malam mau konsultasi ke dr. Aru, hematologku. Yang mau dicek adalah Agregasi Trombosit dan INR. Untuk cek Agregasi Trombosit, harus puasa minimal 10 jam, jadi saya terakhir makan jam 11 malam tadi. Rencana tes di Lab Hemostasis, RSCM Kencana.

Jam 9.30 udah sampai di Kencana, di-drop suami. Nyampe di Lab Hemostasis, lagi ada bapak2 habis diambil darah, tapi masih duduk di kursi pasien gara2 dia masih mikir mau cek apa lagi, biar ga bolak balik ambil darah katanya. Saya kasi surat pengantar cek darah ke salah seorang petugas di situ, terus kertasnya diletakkan di atas meja. Suster yang menangani si bapak datang dari ruangan dokter, terus mereka ngobrol2 deh. Saya berdiri aja terus di pintu, sambil nunggu ada petugas yang mempersilakan saya duduk, tapi ya gimana...bapak itu masih aja duduk di situ sambil terus ngobrol2 dengan si suster. Petugas yang tadi menerima surat pengantar saya udah ga keliatan. Tinggal ada 1 ibu2 petugas yang tadi ngambil darah si bapak, lagi ngasi label2 di sampel darah si bapak. Sama 1 bapak2 petugas, lagi mau ganti tinta printer. Intinya saya dicuekiiiin. Ada kali 10 menit saya berdiri doang di pintu itu, cengok.

Akhirnya si bapak berdiri dan keluar ruangan, fiuh. Saya masih dicuekin. Terus saya duduk aja sambil bilang ke si ibu petugas yang masih ngasi2 label "Saya boleh duduk ya buuu...", dia noleh ke saya seperti kaget kalo ternyata dari tadi ada manusia. Kemudian dia melayani saya. Ternyata oh ternyata...mesin agregasi-nya lagi rusak booo...si ibu bilang teknisi yang akan memperbaiki sudah di jalan menuju Kencana. Tapi jadinya dia tidak bisa janjikan hasil bisa selesai dalam 2 jam. Haduhhh bingung...masalahnya nanti malam kudu harus bawa hasil itu untuk ketemu dokter. Akhirnya saya bilang oke lah, tetap cek di situ, dengan risiko harus nunggu entah berapa jam. Darah saya diambil, terus disuruh tunggu sebentar di luar, darahnya mau "diputar" dulu. Si ibu juga bilang dia akan telpon teknisi untuk tanya sudah sampai di mana. Setelah menunggu 5 menit, saya iseng ngelongok lagi ke ruangan, eehhh ternyata katanya belum ada teknisi yang bisa dikirim ke sana. Zzzzzzz. Akhirnya saya putuskan ga jadi cek di situ, saya minta maaf & bilang saya mau cek di Prodia aja. Surat pengantar saya yang lagi diinput saya ambil. Ibu tadi cuma bilang "Ibu kayanya nanti harus ambil darah lagi deh, Prodia ga mau terima darah dari kita.", ga pake minta maaf hehehe...Oke buuuu, emang saya mau langsung ke Prodia koookk... :D

Saya cepet2 naik taxi ke Prodia Kramat. Di sana, dapet kabar buruk lagi. Agregasinya baru bisa keluar hasil besok, karena dokternya lagi nggak ada. OMG! Akhirnya saya putuskan cek INR aja di situ. Saya mau coba cek Agregasi di RS Cikini. Untuk jaga2 incase nggak bisa, makanya INR-nya di Prodia aja. Seperti biasa, minta hasilnya dikirim via email. Habis itu langsung naik ojek dari depan Prodia. Sambil WA temen2 yang pasien Cikini, nanya di mana lokasi lab-nya.

Sampai di Cikini, langsung menuju pendaftaran lab, udah dag dig dug bisa apa nggak, karena pernah dapet kabar mereka ga terima pasien luar. Ternyata bisa, selesainya jam 4 sore katanya. Emmmm...sore juga yahhh...tapi ya udah lah, daripada nggak. Diambil darah lagi untuk ketiga kalinya, petugasnya bilang hasilnya bisa diambil jam 2-an yeayyy!!!

Beres semua untuk nanti malam.

Hasil lab hari ini :
1. Agregasi Trombosit (setelah minum Aptor 100mg 1x1 sekitar 1 bulan) : Max % 10/5/2.5/1 67.6%/51.7%/24.7%/6.8%

2. INR (setelah minum Simarc2 10 hari, stop 5 hari karena haid, kemudian lanjut lagi 14 hari) : 2.4

Malam ke dr. Aru, sudah daftar sejak 3 mingguan yang lalu, dapat antrian nomor 7. Dokter baru mulai praktek jam 8. Jam 9 kurang saya sudah dipanggil, yeay.

Hasil konsultasinya :
1. Agregasi Trombosit normal, artinya sudah membaik dibandingkan sebelumnya hiperagregasi. Namun targetnya adalah hipoagregasi. Dokter tanya saya selama ini minum obat apa. Saya bilang 1 bulan terakhir minum Aptor karena Cardio Aspirin waktu saya mau beli sedang tidak ada. Dokter bilang "Aptor? Kok kaya bahan bakar pesawat namanya?" wkwkwk. Saya disarankan minum Cardio Aspirin aja, istilahnya kalo tas "original", jangan minum yg kw :D. Dosis Cardio Aspirin 100mg 1x1, diminum malam seperti biasa. Cek ulang 1 bulan yang akan datang.
2. INR 2.4 sudah oke, tinggal di-maintain saja, lebih bagus lagi kalau mendekati 3. Dosis Simarc2 tetap 2x1, diminum malam seperti biasa. Cek setiap 2 minggu.
3. Dokter tanya2 soal timeline IVF. Terus saya tanya soal stop Simarc2 sebaiknya sejak kapan, karena menurut teman2 biasanya obgyn suruh stop 3 hari sebelum OPU (untuk mencegah risiko pendarahan). Dokter sarankan begitu stop Simarc2, langsung switch suntik Lovenox. Di jalan pulang, saya baru ngeh kalo begitu nggak menghilangkan risiko pendarahan dongg. Kemungkinan karena dokter nggak familiar dengan prosedur OPU. Konsul berikut rencananya saya akan bawa timeline IVF dan tanya lebih lanjut mengenai hal ini.

Rincian biaya hari ini :
INR (Prodia) : Rp 257.000
Agregasi Trombosit (RS Cikini) : Rp 232.000
Konsultasi dr. Aru : Rp 690.000
Obat :
- Cardio Aspirin 30 butir : 197.000
- Simarc2 60 butir : 55.000
Total : Rp 1.431.000

Nah siapa yang bilang orang yang belum punya anak itu nggak banyak biaya yahhh....? Hm? Hm?