2012
Saya dan suami nikah September 2011. Waktu nikah, saya masih nyelesaiin tesis jadi kami berdua masih nyantai aja soal punya anak. Walaupun sejak sebelum nikah, suami sudah bilang kalau setelah menikah nanti tidak mau nunda-nunda, ingin langsung punya anak.
Bulan Maret 2012 saya mulai kepikiran untuk ke dokter buat fertility check up. Walaupun "baru" menikah 6 bulan, tapi saya tahu diri buat cepet-cepet ke dokter karena usia sudah mau 32 tahun. Waktu itu, masih belum punya kamus dokter kesuburan mana yang oke, blank sama sekali. Ke dokter seumur-umur cuma dokter kulit sama dokter gigi. Akhirnya saya nyontek temen yang waktu itu sedang program sama dr. G di RS ABC.
Di sana, pertama-tama saya di-USG transvaginal oleh dokter lain, di ruangan lain. Dokternya cewek, masih muda. Ngerjain USG-nya ya ampuuuun sakitnyaaa...mana itu USG transvaginal pertama saya alami seumur hidup. Waktu dia ngebelokin batang USG ke arah kiri dan kanan, huhuuuu sakit buangettt. Sakitnya ga hilang sampai 3 hari lho. Traumatis!! Setelah USG, hasilnya di-print, terus diserahkan ke dr. G.
Selanjutnya, saya konsul di ruangan dr. G. Dokter cuma bilang "Ibu bulan ini nggak subur.", terus ngasi resep Profertil beserta petunjuk minumnya, dan nyuruh kembali lagi bulan depan. Nggak ada penjelasan kenapa saya dikasi obat itu dan tujuannya untuk apa. Pulang dari sana, saya galau berat. Mana perginya sendiri. USG-nya sakittt, dibilang nggak subur (yang terus terang saat itu saya nggak ngerti apa artinya). Pengen nangisss rasanya, blank, clueless. Kalau sekarang sih sudah lebih ngerti, tapi dulu kan totally newbie, mana ngerti apa maksudnya nggak subur. In short, it really wasn't a good first experience.
Beberapa minggu setelah itu, setelah browsing2, saya dan suami memutuskan untuk konsul ke Klinik Yasmin, RSCM Kencana. Dari yang saya baca di internet, klinik kesuburan ini bagus dan ramai dikunjungi pasien yang ingin program kehamilan. Saya pilih konsul dengan dr. Muharam. Saya bersyukur saya stumble di dokter dan klinik ini, karena pemeriksaannya menurut saya relatif menyeluruh. Selama 1-2 tahun ke depan, dalam diskusi dengan teman-teman sesama TTC, saya bisa share tentang berbagai tes yang dibutuhkan untuk fertility check up, sementara banyak dari teman-teman saya belum pernah dites A B C.
Yang dites waktu itu :
- Saya :
1. USG transvaginal : hasil suspect PCO
2. Tes darah :
- Hormon AMH, LH, FSH, Estradiol, Prolaktin : dokter nggak bahas
- d-Dimer : normal
- TORCH lengkap : beberapa IgG positif, dikasi obat antivirus
3. HSG : kedua tuba paten
4. Histeroskopi : tidak ada masalah
- Suami :
1. Tes Hormon LH, FSH, Testosteron : normal
2. Analisis Sperma : oligoasthenoteratozoospermia
3. DNA Fragmentation : normal
Saat terima hasil Analisis Sperma, note dari Androlog di paling bawah kertas hasil adalah :
Dianjurkan untuk IVF
Waktu baca itu bareng suami, kami berdua lemes. Belum kebayang IVF itu sebenarnya kaya apa. Selama ini cuma pernah baca sekilas-sekilas saja di internet atau majalah. Bener-bener nggak nyangka akan disarankan untuk melakukan IVF, di usia pernikahan yang baru seumur jagung. Istilahnya ngitung masa subur aja saya belum ngerti-ngerti banget. Ini ibarat anak TK yang baru belajar baca disuruh langsung skip ke kelas Kalkulus 😓.
Berdasarkan hasil Analisis Sperma, dr. Muharam me-refer kami untuk konsultasi ke Androlog dr. Indra G. Mansyur.
Selanjutnya, saya nggak lanjut TTC (trying to conceive/program kehamilan) dengan dr. Muharam karena sistem berobat di Klinik Yasmin saat itu sangat tidak convenient menurut saya. Setelah mendaftar melalui telpon minimal 1 hari sebelumnya, saya di-sms untuk datang jam 9, sehingga saya biasanya sudah stand by sejak jam 8 karena nomor urut ditentukan berdasarkan kedatangan. Tapi umumnya, baru masuk ruangan dokter sekitar jam 2-3 sore. Setiap ke sana rasanya badan rontokkk. Namun menurut info terbaru, saat ini nomor urut ditentukan berdasarkan waktu mendaftar via telpon, jadi sudah lebih nyaman.
Selanjutnya, kami fokus berobat untuk memperbaiki sperma suami. Ceritanya nanti saya lanjutin ya...
Saya tunggu postingan berikutnya mba ini sangat membantu saya krna kondisi nya sama persis yg kami alami saat ini,penuh harap harap cemas.terimakasih
ReplyDeleteHaii, kalau ada yg mau ditanyakan bisa email saya ya di rose2080@live.com. maaff udah lama nggak update cerita. akhirnya kami bayi tabung...
Delete