Monday, May 16, 2016

Konsultasi ke Penang (part 3) - Ketemu dr. Ng Peng Wah

....sambungan dari Konsultasi ke Penang (part 2)

Setelah menyelesaikan pembayaran di RS Loh Guan Lye, kami cepat-cepat kembali ke LWE, tiba di sana pukul 18.50. Lapor ke suster, dikasi nomor antrian 35, yang sedang ada di ruangan masih nomor 29. Nunggu lagiii...Pukul 21.00 lebih baru dipanggil. Saya konsultasi full 30 menit, puas banget tanya-tanya dan diskusi.

Summary konsultasi dengan dr. Ng :
1. Hasil tes di LWE :
- AMH 5.13, oke
- Hasil S.A. di LWE "oke", bisa dilakukan bayi tabung. Walaupun setelah saya bandingkan, hasilnya jauh lebih rendah dibanding hasil dari RS Gading Pluit bulan April 2016. Dokter tidak bertanyalebih lanjut tentang treatment yang pernah dilakukan suami.
2. TTC history :
- dr. Ng baca catatan suster mengenai history IVF 1 & 2 saya
- Hormon-hormon lain tidak dibahas
- Kenapa saya setiap IVF dapat banyak telur tapi sedikit embrio : Ada 3 faktor yang berpengaruh, kualitas lab, kualitas telur, dan kualitas embrio. Walaupun secara umum peran kualitas telur vs kualitas sperma adalah 60%-an vs 40%-an.
3. USG & Pap Smear :
- Katanya rahim oke
- Katanya saya tidak PCO, kalau PCO telurnya lebih banyak lagi dan ovariumnya lebih besar lagi (sambil mengambil gambar ovarium PCO :D). dr. Ng bilang "Your ovaries look normal, I don't know whether it's because you've done drilling.".
- Saya bilang dulu sebelum ovarian drillingantral follicle saya di h2 pernah 21, kata dr. Ng "21 in total is not so many, it's normal", oh okeee doc :D
4. LO & ovarian drilling :
- Sama seperti dr. Dev, dr. Ng bilang tidak ada alasan untuk saya melakukan ovarian drilling, karena :(1) mens teratur, (2) mempan di-stimulasi, (3) tidak berusaha untuk hamil alami (suami OAT), (4) ovarian drilling efeknya sementara, (5) ada risiko merusak telur/menyebabkan cadangan telur berkurang
5. PCO dan kecenderungan overstimulated Kriteria PCO menurut dr. Ng adalah 2 dari 3 sbb : (1) mens tidak teratur, 2) banyak folikel di ovarium, 3) hyperandrogen (berbulu dll). Saya hanya memenuhi kriteria nomor 2 saja, jadi disebut "ultrasound pco". Badan saya "hanya" oversensitive saja terhadap stimulasi, bisa diatasi dengan menyesuaikan dosis stimulasi.
5. Saran/Rencana :
- Kondisi overstimulated tidak menguntungkan untuk melakukan fresh ET (di sini dr. Ng menunjukkan diagram perkembangan rahim/endometrium vs perkembangan embrio). Dalam kondisi overstimulated, endometrium lebih mature dari usia embrio sehingga terjadi mismatch, lebih baik ET ditunda dan lakukan Frozen Embryo Transfer (FET).
- LWE sekarang hanya melakukan day-2 dan day-5 Embryo Transfer (ET). Day-3 tidak dilakukan karena kualitas embrio belum dapat dinilai dengan akurat. Day-2 ET dilakukan untuk kasus di mana hanya tersedia 1-2 embrio.
- Disarankan melakukan long protocol karena akan lebih fleksibel untuk mengatur jadwal, considering saya berasal dari luar Penang.
- Obat tidak pengaruh terhadap hasil, belum diputuskan apakah akan menggunakan Menopur/Gonal/Puregon. Dosis akan disesuaikan melihat kondisi, there's no fix plan, the doctor said.

My first impression on dr.  Ng :
Very very talkative. Waktu pertama masuk ruangan, dr. Ng masih pakai bahasa Melayu, tampaknya dokter kurang nyaman menggunakan bahasa Melayu, lagipula agak susah dimengerti. Tapi begitu kami ajak bicara bahasa Inggris, lancaaaar kaya kereta api haha. Terima kasih buat teman saya yang menyarankan untuk aja dia bicara pakai bahasa Inggris saja.
Saya impressed banget dengan willingness dia untuk menjelaskan banyak hal, sampai menggunakan media diagram, tabel, foto.
Selama 30 menit kami di ruangan, rasanya seperti lagi ikut kuliah, suami sampai beberapa kali tunjuk tangan untuk bertanya :D.

Keluar dari ruangan dr. Ng pukul 9.30 malam, saya dan suami belum makan malam lho! :D Kami bayar ke lantai Ground, kemudian kembali ke klinik untuk menyerahkan receipt. Setelah menunggu sekitar 15 menit, saya dipanggil suster. Suster memberikan hasil AMH dan S.A serta kartu pasien. Apabila saya sudah mau mulai program, saya diminta untuk telpon ke nomor yang tertera di kartu pasien dan menyebutkan bahwa saya ingin mulai program dengan long protocol.

Keluar dari LWE pukul 10 malam sajaa...

Konsultasi ke Penang (part 2) - Ketemu dr. Devindran

....sambungan dari Konsultasi ke Penang (part 1)

Sampai di RS Loh Guan Lye, kami menuju loket registrasi, di sini tidak ada antrian :D. Nama saya sudah terdaftar untuk sesi pagi jadi nomor antrian saya sudah terlewat. Sampai di ruangan dr. Devindran, saya lapor ke suster dengan harapan segera dipanggil. Ternyata kami harus menunggu dari pukul 15.30 - 17.50-an.

Summary konsultasi dengan dr. Devindran :
1. TTC history :
- dr. Dev tanya data seputar TTC mulai dari yang mendasar, seperti sudah berapa lama menikah dan berapa kali berhubungan intim dalam 1 minggu, dicatat langsung di tab-nya. Ketika sampai di pertanyaan "Pernah inseminasi?" saya langsung ceritakan history IVF sambil menunjukkan summary IVF 1 & 2 yang sudah saya siapkan. Yang saya notice, dr. Dev nggak tanya hormon-hormon saya.
- Saat membaca history IVF saya, dr. Dev komentar "Kalau telur sebanyak ini, hasilnya pasti jelek.".
2. USG :
- Katanya rahim oke
- Telur sudah mulai membesar (h12) namun belum maksimal, mungkin 2 hari ke depan baru matang.
- Saya tanya "Masih PCO dok?", jawabannya "Masih".
3. LO & ovarian drilling : Saya cerita bulan Februari lalu melakukan Laparoskopi-Histeroskopi sekaligus ovarian drilling. dr. Dev tidak setuju tindakan ovarian drilling pada kasus saya (mens teratur), dianggap tidak perlu, selain itu ada risiko tuba adhesion setelahnya.
4. Sperm Analysis :
- Hasil S.A. ditanyakan (tapi hasil yang kami bawa tidak dilihat atau ditanya berapa angkanya), kami sampaikan bahwa selama ini selalu OAT (Oligoasthenozoospermia). dr. Dev tanya sudah berapa kali S.A., kami jawab berkali-kali.
- Suami diminta S.A. besok pagi, sama dengan dr. Ng, alasannya karena "metode kami berbeda".
- Saya tidak sempat cerita treatment apa saja yang sudah pernah dilakukan untuk perbaikan sperma, dr. Dev juga tidak tanya. Hanya bertanya vitamin apa saja yang dikonsumsi suami, kemudian meresepkan Surbex Zinc.
5. Saran/Rencana :
- Setelah Wawancara, dr. Dev bilang gini (kata-katanya kurang lebih ya, soalnya nggak saya rekam), "So you have done ivf twice, what do you want from me?". Terus kami jawab "We want to hear your opinion..", isn't that obvious enough, doc? :D :D
- dr. Dev menyarankan short protocol, low-dose step up, obat Menopur yang katanya "milder" dibandingkan Gonal, sehingga diharapkan saya tidak overstimulated seperti IVF 1 & 2 yang lalu, dosis awal kemungkinan tetap 150 IU.
- Kalau overstimulated seperti yang lalu-lalu, lebih baik freeze embrio dan melakukan FET.

My first impression on dr. Devindran :
Penjelasan cenderung singkat, nggak se-talkative yang saya expect dari hasil baca review orang-orang lain yang sudah pernah ke dr. Dev. Honestly, tadinya saya berharap dokter membahas kegagalan saya yang lalu-lalu, faktor-faktor apa saja yang kira-kira berkontribusi, dan apa yang bisa dilakukan untuk memperbaiki. I expected to be convinced more but maybe he didn't feel like he needed to :D. Mungkin dokter sebenarnya sudah mengevaluasi kasus saya in his mind namun tidak menjelaskan secara detil.
Mungkin juga dokter sudah kelelahan, sempet menguap waktu konsultasi :D saya masuk juga sudah saat-saat terakhir, kalau tidak salah hanya tinggal 1 pasien setelah saya. Dokternya habis cuti juga, jadi mungkin sejak pagi pasien sudah menumpuk.

....bersambung ke Konsultasi ke Penang (part 3)

Konsultasi ke Penang (part 1) - Antri di RS Lam Wah Ee

Sesuai rencana yang saya ceritakan di post Rencana ke Penang, saya dan suami tiba di Penang hari Sabtu, 7 Mei 2016. Hari Minggu jalan-jalan sedikit dan survei lokasi antri di RS Lam Wah Ee (LWE) tempat dr. Ng Peng Wah berpraktek, iya..segitu seriusnya :D. Terima kasih buat teman yang menyarankan untuk survei dulu sebelum hari H, jadi saat hari H sudah nggak celingak celinguk atau kecarian lagi.

Seperti sudah banyak saya baca di blog orang-orang yang sudah pernah ke LWE, kalau datang subuh masuknya melalui pintu Accident & Emergency karena pintu utama belum dibuka (tertutup jam 10 malam - 6 pagi). Pintu A & E posisinya sejajar dengan pintu masuk utama namun lokasinya lebih ke belakang, jadi jalan terus saja melewati pintu utama kemudian belok kiri.






Senin pagi saya dan suami bangun jam 4, mandi, sarapan roti di apartemen, lalu cepat-cepat jalan ke RS Lam Wah Ee (LWE) tempat dr. Ng Peng Wah berpraktek. Sampai di LWE jam 4.35, masuk melalui pintu A & E, kemudian lurus saja sampai ke daerah lobby utama, di sana banyak kursi dan sudah banyak orang. Ini penampakan sekitar pukul 4.35 hehehe...


Sekitar jam 5 kurang, petugas menyuruh kami untuk mulai antri berdiri. Dia bilang "Ikuti urutan kursinya ya, jangan potong antrian..", dan hebatnya orang-orang tertib semua, nggak ada yang nyalip. Awalnya suami dulu yang antri, kemudian gantian dengan saya.



Beberapa orang ada yang ngedeprok. Dan ternyata nggak dimarahin kok sama securitynya seperti yang pernah saya baca somewhere on the internet. Securitynya duduk aja di kursi dekat pintu masuk, atau mungkin dia masih ngantuk jadi nggak galak? Hehehe..

Pukul 6.30 mesin nomor antrian baru dinyalakan. Di sini lho lokasi si mesin ajaib yang bikin puluhan orang berbondong-bondong datang sebelum subuh...


Ada petugas yang nungguin si mesin, jadi tinggal sebutin saja kita pasien lama atau baru (mungkin kalau pasien lama harus menunjukkan kartu pasien ya?), lalu petugas yang memencet si mesin dan memberikan nomor antrian. Nomor antrian pasien lama dan pasien baru dibedakan. Saya dapat nomor 009, artinya saya pasien baru urutan ke-9 pagi itu.


Pukul 7 proses mulai pemanggilan nomor antrian dimulai, nomor yang dipanggil ditampilkan di layar dan juga terdengar melalui loud speaker. Ada beberapa loket, jadi pada saat dipanggil kita lihat & dengar kita harus menuju loket nomor berapa. Rate pemanggilan pasien lama lebih cepat dibandingan pasien baru, wajar sih ya..karena pasien baru kan harus isi-isi data dulu. Jadi kalau pasien lama sudah dipanggil sekitar 5 orang, pasien baru yang dipanggil baru 1 orang. Pukul 7.30 nomor saya dipanggil. Saya dan suami dimintai paspor dan beberapa data pribadi, prosesnya tidak sampai 10menit. Dipesankan untuk datang ke tempat praket dr. Ng pukul 10.


Pukul 9.20 saya sudah duduk manis di depan ruangan praktek dr. Ng.



Sekitar pukul 10, suster mulai manggil2in pasien, sepertinya yang dipanggil lebih dahulu adalah yang sudah on-going program. Akhirnya saya dipanggil pukul 11.45, di-wawancara sekitar 20menit seputar history TTC (trying to conceive). Data-data yang relevan dicatat oleh suster dan beberapa hasil laboratorium yang saya bawa dipinjam dulu untuk difotokopi. Selesai wawancara, suster meminta kami melakukan tes berikut ini:
1. Tes AMH : Hasil AMH yang saya bawa sudah lebih dari 1 tahun
2. Screening test IVF suami istri (HIV, hepatitis dll) : Saya sudah coba ngeles biar nggak usah tes saat itu juga, tapi nggak berhasil :D. Saya bilang, "Kan saya belum mau program bulan ini suster, mungkin masih 2-3 bulan ke depan. Nanti-nanti saja tesnya kalau saya sudah mau mulai program, jadi saya nggak rugi waktu karena kecepetan tes (umur hasil tes kan hanya 1 tahun).", eehh susternya tetap keukeuh. Dia bilang saya nggak ngerti kenapa ibu nggak mau tes, apa baru mau program tahun depan? Ya nggak juga siiih suster..tapi 2-3 bulan kan lumayaann hahaha. Akhirnya saya nyerah dehh.
3. Sperm analysis (S.A) : Katanya metode pemeriksaan mereka beda, jadi walaupun kami bawa hasil terbaru (bulan April 2016) dari RS Gading Pluit, tetap diminta S.A. ulang
4. Pap Smear : Padahal rasanya baru pap smear beberapa bulan yang lalu sama dr. Irham Suhaeimi di BIC Menteng. Ya sudah laahhh..nurut sajaaa.. :D Pap smear ini akan dilakukan oleh dr. Ng pada saat konsultasi nanti, dan hasilnya akan dikirimkan via email.

Selesai dari suster sudah pukul 12.30-an. Kami cepat-cepat ke laboratorium untuk ambil darah. Setelah makan siang, kami menuju Pusat Tabung Bayi untuk melakukan S.A. Untuuung saja kami makan siang dulu, karena ternyata waktu penerimaan sampel untuk S.A memang baru mulai kembali pukul 14.00..



Selesai S.A. pukul 15.00 kurang, akibat ruangan untuk mengeluarkan sperma hanya 1 dan ada 1 pasien yang lamaaa banget di dalam, hampir 30 menit, jadi suami menunggu lama. Kami cepat-cepat berangkat ke RS Loh Guan Lye (LGL) naik Uber.

....bersambung ke Konsultasi ke Penang (part 2)

Monday, May 2, 2016

Kenapa harus complain dulu...?

Hasil cek sperma yang kami lakukan Sabtu lalu dijanjikan keluar "di atas jam 12" hari Senin. I'm impatient as usual :P, jadi jam 8 pagi saya telepon ke klinik menanyakan, siapatau hasilnya sudah keluar, jadi suami bisa ambil on the way ke kantor. Ternyata belum, katanya nanti di atas jam 12 coba telepon kembali. Saya kemudian minta tolong agar hasilnya dikirim via email saja dan meminta agar email saya dicatat. Setelah mencatat, petugas di seberang line telepon bilang gini "Kalau email kan harus nunggu ada hasilnya ya. Nanti hasilnya ada di atas jam 12, jadi emailnya dikirim sore.". Errr..pertama, ya iya lahh email baru bisa dikirim kalau sudah ada hasilnya..kedua, kalau hasilnya sudah keluar "di atas jam 12", kenapa harus sore yaa ngirim emailnya. Emang sih sore itu termasuk "di atas jam 12". Tapi oke deh, saya diam aja, masih pagi dan lagi ga mood debat.

Jam 12.30 saya telpon ke sana lagi. Kan sudah memenuhi syarat "di atas jam 12" ya? Kali ini petugasnya lebih ramah dari yang tadi pagi. Dia bilang akan tanya dulu ke petugas laboratorium dulu, nanti saya akan ditelepon kembali.

Nggak sampai 5 menit saya sudah ditelepon. Katanya, orang laboratorium sedang sibuk karena banyak tindakan, tes saya belum selesai dikerjakan. Jadi nanti mungkin jam 2-an, ditunggu aja. Nanti kalau sudah ada, dia akan hubungi saya. Kalau belum ada, ya berarti besok. Glekkk...kok jadi ada kemungkinan besok yaa...? Saya tegaskan lagi "Oh jadi bisa aja baru keluar besok ya hasilnya?", dijawab "Ya bisa aja bu...tapi nggak sih harusnya, kan udah dari Sabtu tesnya...".

Saya konfirm ulang bahwa saya minta hasil dikirim via email. Email saya dicatat kembali karena petugas yang tadi pagi entah mencatat email saya di mana, petugas yang saat ini tidak bisa menemukan catatannya. Karena masih gemes, kira2 jam 13.00 kurang saya kirim pesan di WA klinik yang intinya bilang bahwa saya sebenarnya butuh tes itu siang ini karena akan konsultasi ke dokter nanti sore. Saya ingatkan kembali bahwa ketika tes hari Sabtu, saya dijanjikan hasilnya akan keluar "di atas jam 12", sudah sewajarnya komitmen terhadap pasien ditepati. Setengah jam setelah saya WA, saya ditelpon oleh petugas yang terima telpon saya tadi pagi. Kali ini, suaranya jauh lebih ramah dari tadi pagi. Katanya hasilnya sudah ada sudah dikirim ke email. Yippieee.....akhirnya.....Cuma, kenapa harus complain dulu...? :D

PS :
Oh ya, hasil sperm analysis-nya oke. Masih kategori Oligoasthenoteratozoospermia, tapi ada beberapa parameter yang mengalami peningkatan dibandingkan hasil-hasil terdahulu.

Sunday, May 1, 2016

Cek sperma di Klinik Teratai, RS Gading Pluit

Sabtu kemarin saya dan suami ke Klinik Teratai di RS Gading Pluit untuk cek sperma. Tujuannya supaya ada hasil yang update untuk dibawa konsultasi ke Penang. Hasil ter-update yang kami punya versi bulan Januari 2015 di Prodia, itupun hasilnya tidak bisa terpakai. Pemeriksaan morfologi dan motilitas tidak dilakukan, alasannya karena jumlah sperma kurang...hiks. Padahal jumlahnya berkisar di angka yang sama dengan pemeriksaan-pemeriksaan sebelumnya di tempat lain, dan selama ini nggak pernah dapet hasil seperti itu. Jadi nyesel banget deh cek sperma di Prodia. Waktu itu alasannya karena lokasinya paling dekat rumah. Karena kapok dengan Prodia, kali ini kami pilih laboratorium di klinik fertilitas aja deh..supaya hasilnya terjamin. Ditambah lagi lokasinya juga dekat dari rumah.

Setelah telpon Klinik Teratai di hari Jumat, dapet informasi berikut ini :
- Jam operasional Senin - Jumat pukul 8 - 2 siang (kecuali Jumat dipotong sholat Jumat), Sabtu pukul 8 - 11
- Biaya Rp 300.000
- Tidak harus membawa surat rujukan dokter
- Hasil dapat diperoleh keesokan harinya

Hari Sabtu pukul 9 pagi kami sudah sampai di RS Gading Pluit. Langsung menuju ke Klinik Teratai di lantai 4. Isi data di loket suster, kemudian diantar ke ruangan khusus untuk pengambilan sperma, sambil dijelaskan prosedurnya. Ga boleh pakai bantuan cream atau lotion seperti yang ada di wastafel, blablabla..terus ngapain disediakan di situ lotionnya? Hihihi. Saya juga nggak ngecek sih apakah botol lotionnya masih ada isinya atau nggak.

Ruangannya lumayan nyaman, ada sofa...


Ada TV (walaupun kami nggak gunakan) dam tumpukan majalah (nggak perhatiin juga majalah apa)..

Ada wastafel dan shower room...


Katanya sih ruangannya kedap suara, sayangnya suara dari luar jelas terdengar ke dalam. Selain itu, agak insecure juga karena di dalam ruangan ada jendela kecil semacam loket penghubung dengan laboratorium, tempat meletakkan sampel sperma, sayang saya lupa foto loketnya. Kalau orang laboratorium membuka jendela mereka dari sisi sebelah, kami bisa mendengarnya..

Singkat cerita, proses cek sperma berjalan lancar. Menurut suster, hasilnya selesai hari Senin, di atas jam 12 siang.

We're crossing our fingers... :)