Kemarin, setelah pulang dari dokter, saya galau bangettttt. Sampai di apartemen nelpon suami dan nangis, mewek-mewek nggak jelas. Pengen suami cepet-cepet dateng. Saya kepikiran mimik muka dr. Ng yang kayanya concerned dengan kondisi overstimulasi saya, sementara telurnya masih kecil-kecil (menurut saya) dan ukurannya nggak merata. Dokter sih nggak bilang apa-apa, nggak bilang it's a bad thing, nggak bilang juga it's a good thing. Cuma saya parno aja. Takut kalau telurnya sedikit yang mencukupi ukuranya untuk diambil, takut kalau telurnya jelek, takut kalau nanti nggak ada embrio yang jadi, dan berbagai macam ketakutan lainnya yang saya juga nggak bisa jelaskan apa.
Untungnya suami sudah datang hari ini. SOOOO HAPPY!!!!
No comments:
Post a Comment